Terima Kasih, Allah


eramuslim - Pagi ini sinar mentari menembus celah-celah jendela rumah dan kamar menghangatkan tubuh yang semalaman dibalut kesejukkan malam. Sementara nyanyian burung-burung terdengar merdu mengiringi bergulirnya titik-titik embun diatas dedaunan. Warna-warni bunga yang cerah pun seperti menyapa menyambut hari. Indahnya alam, berserinya tempat berpijak dan begitu mengagumkannya perhiasan hidup ini, hanya satu kata terucap, terima kasih Allah.
Ketika sejuknya air membasuh tubuh di waktu pagi, hembusan angin menerpa saat tapak-tapak ini menyusuri jalan memulai semua aktifitas. Hingga saat sore menghadirkan senjanya yang mempesonakan. Semua yang diberikan alam ini, segala yang hadir untuk kita nikmati sepuas-puasnya, hanya satu kata terucap, terima kasih Allah.
Dia menghadiahi makhluk dengan berbagai kenikmatan, udara segar yang takkan pernah habis dihirup, air yang mengalir tanpa hentinya memuaskan dahaga dan segala kebutuhan kita akannya, buah-buahan yang menyegarkan, sayur dan bahan makanan yang masih bisa kita nikmati pagi, siang dan malam hari. Berbagai aroma yang masih mungkin kita rasai kelezatannya. Untuk jumlah tak terhingga atas kenikmatan yang telah dan akan diterima, hanya satu kata terucap, terima kasih Allah.
Rumah dan pekarangan yang memberikan keamanan dan kenyamanan, rekreasi dan kesenangan yang masih sempat kita lakukan. Istri sholehah yang memberikan kedamaian atau suami yang mampu membimbing dan memberikan teladan, kehangatan yang senantiasa menyeruak oleh hadirnya anak-anak dan cucu yang manis-manis lagi membanggakan. Atas semua keceriaan hidup ini, hanya satu kata terucap, terima kasih Allah.
Ada saat-saat manusia merasai kehilangan nikmat kesehatan, disitulah terasa begitu mahalnya sebuah nikmat sehat. Saat masih tersisa satu kesempatan bagi kita sementara sekian banyak orang menyia-nyiakan kesempatannya dan waktu lapangnya terbuang sia-sia, juga ada masa-masa dimana Allah masih melimpahkan kekayaan dan rizki yang cukup dan kita mampu memanfaatkan sebaik-baiknya sebelum masa-masa sulit datang menggantikan masa kaya. Waktu muda dengan segala kekuatan, kelebihan kemampuan, keelokan paras penampilan tak memperdayakan kita hingga datangnya waktu-waktu dimana Allah menghilangkan satu-persatunya dari kita, dan hingga detik ini masih ada kesempatan bagi kita melihat dunia sebelum ajal menjemput, hanya satu kata terucap, terima kasih Allah.
Kemudian Dia pun terus mengalirkan kasih sayang-Nya kepada segenap makhluk tanpa pilih kasih, membuka selalu tangan-Nya untuk setiap taubat hamba yang khilaf, menyediakan tempat-Nya untuk hamba-hamba-Nya yang ingin selalu merapat dan mendekatkan diri, mendengar, menampung semua keluh-kesah dan mengabulkan pinta orang-orang yang meminta, menguji dengan kesenangan dan kesedihan, dan pada akhirnya memberikan sanksi seadil-adilnya kepada semua makhluk atas setiap perbuatannya, serta membukakan pintu surga untuk melengkapi semua nikmat yang diberikan-Nya. Untuk semua yang terasa, terlihat, terlewati, yang tak terhitung bahkan yang luput dari ingatan kita dan tak pernah terpikirkan, hanya satu kata terucap, terima kasih Allah. Wallahu ‘a’lam bishshowaab (Bayu Gautama)

0 komentar:

Posting Komentar