oleh Sigit Indriyono
Obat hati ada lima perkaranya,
Yang pertama baca Qur’an dan maknanya Yang kedua, sholat malam dirikanlah Yang ketiga, berkumpullah dengan orang saleh........
Terdengar lagu Tombo Ati yang dinyanyikan oleh Opick dari televisi di ruang keluarga, saat aku sedang istirahat usai makan malam bersama keluarga. Penggalan lagu di atas:” Yang ketiga, berkumpullah dengan orang saleh, ” mengingatkan aku pada nasehat dari almarhum ayah kepadaku dan saudara-saudaraku. Nasehat yang selalu disampaikan oleh beliau berulang kali. Tujuannya agar kami sebagai anak-anaknya selalu ingat, memperhatikan dan mematuhi nasehat beliau. Nasehat yang sangat penting dalam menjalani kehidupan.
” Berhati-hatilah dalam berteman, nak, ” itulah nasehat almarhum ayah yang selalu kupegang teguh hingga saat ini dan hari-hari mendatang. Nasehat yang singkat namun mempunyai makna yang sangat dalam. Nasehat yang selalu berulang kali kusampaikan juga kepada dua orang anakku.
Berteman adalah kebutuhan mutlak bagi kita yang merupakan makhluk sosial. Sebagai sarana untuk berinteraksi dan bersosialisasi. Perlu disadari, lingkungan pergaulan yang heterogen sangat signifikan dalam membentuk karakter dan akhlak seseorang. Demikian pentingnya hal di atas, tercermin dalam sabda Rasulullah SAW: ” Seseorang itu tergantung agama temannya, maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.''" (HR Ahmad dan Tirmidzi).
Jika kita banyak bergaul dengan orang-orang yang saleh, maka dengan izin Allah SWT akhlak dan perilaku kita akan terimbas oleh kesalehan mereka. Demikian juga sebaliknya. ''Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau hanya akan mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api pandai besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak sedap.'' (HR Bukhari).
Dalam realitas sehari-hari, tak jarang kita lihat orang bisa terjerumus dan menyimpang dari jalan-Nya, karena terpengaruh oleh lingkungan pergaulan yang tidak baik. Suatu masalah yang sangat kompleks dalam kehidupan masyarakat. Berhati-hati dalam berteman adalah solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Di dalam menjalin hubungan pertemanan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, agar mendapat ridho dari Allah SWT. Pertama, saling menasehati ke arah kebaikan dan saling mengingatkan jika ada kesalahan atau kekhilafan. Kedua, tidak meremehkan atau memandang rendah pada teman. Ketiga, tidak iri atau dengki atas karunia yang diberikan kepada teman oleh Allah SWT. Keempat, tidak berprasangka buruk kepada teman. Kelima, tidak membicarakan aib teman. Keenam, menjaga rahasia yang diamanahkan oleh teman.
Pertemanan yang dijalin semata-mata untuk mendapatkan keuntungan duniawi bersifat sementara. Sekarang menjadi teman, mungkin besok atau pada kemudian hari akan menjadi lawan. Sedangkan pertemanan yang paling mulia adalah yang dijalin karena Allah SWT. Tidak ada tujuan apa pun dalam pertemanan mereka, selain untuk mendapatkan ridha-Nya.
''Dan ingatlah hari ketika itu orang yang zholim menggigit kedua tangannya seraya berkata, aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku dulu tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya, dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.'' (QS Al-Furqaan [25]: 27-29). Ayat di atas menggambarkan betapa besar penyesalan di hari akhir, karena pertemanan akrab yang telah menyesatkan dari jalan-Nya. Suatu penyesalan yang terlambat, dan merupakan resiko yang diakibatkan oleh kelalaian dalam berteman.
Selasa, 29/01/2008 05:07 WIB
Keutamaan Sedeqah
oleh Dultoha Selasa, 29/01/2008 05:07 WIB Cetak | Kirim | RSS
Pada waktu Alloh menciptakan gunung-gunung di muka bumi bergetarlah seluruh jagat raya ini, kemudian para malaikat bertanya pada Alloh. "Ya Robi adakah yang lebih dahsyat lagi dari gunung" kemudian Alloh menjawab, "Ada, yang lebih dahsyat dan hebat dari gunung adalah Besi baja." untuk saat ini saja banyak bukit dan gunung yang berubah menjadi dataran karena di ratakan oleh Buldoser.
Kemudian Para malaikat bertanya lagi, "adakah yang lebih hebat dan kuat dari sebuah besi dan baja" Alloh menjawab, "Ada, yang lebih kuat dan hebat dari sebuah besi dan baja adalah Api" Bayangkan segimana kuatnya besi jika dibakar oleh bara Api makan akan membara dan lumer.
Kemudian Para Malaikat pun meneruskan pertanyaan lagi, "adakah yang lebih dahsyat dan kuat dari Api." Alloh menjawab "Ada, yang lebih kuat dan dhasyat dari Api adalah Air." Seganasnya Api, maka akan mati dan padam jika di timpa atau diguyur Air.
Kemudian Malaikat bertanya lagi "adakah yang lebih hebat dari Air" Alloh Menjawab "Ada, yang lebih dahsyat dari Air adalah Angin." Bayangkan luasnya Samudra yang dipenuhi air, maka air tersebut akan turut dan patuh sama Angin, maka terjadinya Ombak, besar kecilnya ombak tergantung besar kecilnya Angin.
Kemudian Malaikat Bertanya lagi. "Adakah yang lebih kuat dan hebat dari Angin" Alloh Menjawab "Ada, Yang lebih kuat dan hebat dari Angin adalah Sedeqahnya umat Adam di mana tangan kanan yang memberi dan tangan kiri tidak mengetahinya, Artinya adalah Sedeqah yang Ikhlas tanpa mengharap imbalan dan dilihat orang.
Pada suatu saat teman saya bercerita tentang temannya yang mengalami kejadian luar biasa.
Ceritanya ada dua Akhwat yang hendak pulang ke kampung halamannya di salah satu kota di jawa tengah, mereka naik salah satu Bus, dalam perjalanan bus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan hebat, seluruh penumpangnya mengalami luka-luka bahkan yang duduk disebelah kursi mereka meninggal.
Anehnya Akhwat berdua tidak mengalami luka sedikitpun bahkan mereka baru menyadari bus yang ditumpanginya mengalami kecelakaan karena pada saat kejadian mereka tertidur.
Teman saya bertanya kepada temannya mengenai kejadian aneh yang menimpa itu. "Kenapa bisa seperti ini kalian sementara yang duduk disebelahnya saja sampai mengalami luka yang cukup serius" dari salah satu Akhwat bercerita mengenai kebiasaan bersedeqah sebelum berangkat pergi pulang kampung, dan dalam perjalanan mereka selalu bersholawat dan berdzikir sampai tertidur.
0 komentar:
Posting Komentar