Menjadi Hamba Pilihan Allah


Bila sekelompok orang banyak berkumpul di suatu tempat untuk mengadakan pemilihan pemimpin, hal-hal apakah yang menjadi poin utama untuk terpilihnya seorang pemimpin harapan?

Setiap orang yang hadir punya penilaian yang berbeda, tergantung dari sisi mana ia melihat, sejauh mana ia mengetahui individu seorang calon, seberapa besar ia memahami hakekat dan peran seorang pemimpin, seberapa banyak ia mengetahui syarat-syarat seorang pemimpin dan lain sebagainya.

Dari sekumpulan orang banyak tersebut, ada orang yang begitu bernilai, yang nilainya lebih besar dari jumlah peserta yang hadir. Yang bila ia berkata akan didengarkan, jika memberikan ide akan langsung diterima dan bila ia melontarkan sikap akan menjadi bahan pertimbangan. Dan dari sekumpulan orang banyak itu, ada orang yang biasa saja, yang nilainya bisa sama dengan satu orang atau kurang dari itu.

Dari sisi mana dan apa sajakah seseorang itu bernilai dan punya harga di hadapan orang banyak? Hal apakah yang menyebabkan mereka sering ditampilkan ke depan? Dan karena dasar apakah mereka dianggap layak untuk menjadi pemimpin? Apakah karena wajahnya yang tampan, badannya yang kekar, kepintaran berbicara, dan lainnya?

Jawabannya adalah karena pribadi yang melekat pada orang tersebut. Karena sikapnya selama ini yang selalu dapat menyentuh setiap hati. Karena kata-katanya sanggup menggugah nurani, dan keberaniannya tidak dapat dipatahkan. Mereka adalah orang-orang yang punya komitmen dan prinsip dalam hidup.

Mereka adalah orang-orang yang berani berkata untuk sebuah tanggung jawab, orang-orang yang selalu berpandangan positif dan membangun. Ya, mereka adalah orang-orang yang berani memikul tanggung jawab.

Dalam sejarah kita temukan banyak manusia–manusia yang perjalanan hidupnya mampu menorehkan tinta emas. Dan juga banyak dari manusia yang perjalanan hidupnya tidak meninggalkan kesan apapun. Mereka lahir, hidup, dan mati. Tidak ada cerita setelah itu tentang mereka.

Menjadi yang terpilih di hadapan manusia perlu pada pembinaan sikap positif yang kontinyu di hadapan mereka. Karena manusia cenderung akan melihat apa yang nampak dari luar. Sedangkan untuk mengetahui apa yang dalam hati, tidak ada yang bisa mengetahuinya kecuali Allah Swt dan pribadi setiap orang jika ia mau jujur terhadap dirinya.

Pernahkah kita punya keinginan untuk menjadi hamba terpilih karena kebaikan dan ketaatan yang kita lakukan pada Allah? Menjadi hamba yang Allah cintai, yang Allah golongkan ke dalam kekasih-Nya. Hamba yang ketika berdo`a dikabulkan dan ketika meminta akan diberi?

Tentu sebagai seorang yang beriman dan mencintai Allah, keinginan untuk menjadi hamba yang terpilih adalah harapan yang selalu ingin kita wujudkan. Kita juga selalu berdo`a agar Allah menggolongkan kita untuk menjadi ahli sorga-Nya.

Seperti halnya menjadi yang terpilih di hadapan manusia kita harus ada bekal amal, prestasi, dan nilai-nilai positif lainnya yang kita miliki yang telah dapat dirasakan orang banyak, maka untuk menjadi seorang hamba pilihan Allah, apakah kita juga sudah punya syarat-syarat tersebut?

Kita harus punya prestasi yang bisa dibanggakan di hadapan Allah. Prestasi dalam segala bidang dan dimensi ibadah. Mulai dari yang bersifat harian seperti shalat malam, shalat 5 waktu tepat waktu dan berjama`ah, berdzikir, membaca al-Quran, shalat nawafil, selalu berdo`a pada Allah, menangis atas dosa dan kesalahan, mengajak orang lain pada kebaikan, mengajarkan ilmu, bersedekah, silaturrahmi dan segala ketaatan lainnya.

Apakah kita termasuk orang-orang yang lamban atau cepat? Apakah kita tergolong orang-orang yang selalu meremehkan dan mempermainkan aturan-aturan Allah? Dan apakah kita senantiasa membela pandangan-pandangan yang berbenturan dengan tembok syariat? Jawabannya ada dalam diri setiap individu kita dan bisa diketahui bila kita mau mengoreksi diri dengan jujur.

Bagaimana mungkin orang banyak akan memilih seseorang dan mereka perjuangkan untuk menjadi pemimpin mereka, kalau selama ini orang tersebut sering lambat dalam bekerja, tidak cekatan, selalu meremehkan aturan yang telah ditetapkan bahkan sikap dan kata-katanya banyak menimbulkan pertentangan.

Nah, kita sekarang perlu melihat diri kita, apakah di hati kita ada keinginan yang jujur untuk menjadi hamba pilihan Allah? Bila keinginan itu ada muncul dalam hati kita, sampai saat ini sikap-sikap apakah yang telah kita bangun dalam diri sehingga Allah layak memilih kita untuk menjadi hamba-hamba yang didekatkan disisi-Nya, hamba-hamba yang terpilih menerima ampunan-Nya dan terpilih menjadi ahli sorga-Nya?

Semoga tulisan singkat dan sederhana ini bermanfaat. Selamat berjuang menjadi hamba pilihan Allah subhanahu wa ta`ala. Mohon doanya moga sukses ujian, terima kasih.

Salam,
http://marifassalman.multiply.com/
oleh M. Arif As-Salman 

0 komentar:

Posting Komentar